Fungsi Shutter dan Aperture dalam Mengontrol Exposure
Pada waktu kita ingin mengambil gambar dengan kamera film atau kamera digital, film atau sensor harus terkena cahaya secukupnya sesuai dengan expose yang kita inginkan untuk gambar tersebut. Kamera mempunya dua kontrol untuk mengatur hal ini yaitu shutter speed dan aperture(kenapa hanya dua, karena kamera film kita tidak biasa dengan seenaknya menganti film jika film belum habis). Konsep kerja dari shutter speed dan aperture ini hampir sama dengan kerja mata manusia.
Shutter
Prinsip kerja Shutter adalah menahan sinar yang masuk agar tidak mengenai film sampai kita mrnekan tombol shutter, kita tombol ditekan maka tirai shutter akan terbuka selama waktu tertentu yang ditentukan, sehingga film mendapatkan cahaya secukupnya.
Lamanya tirai shutter terbuka inilah yang disebut dengan shutter speed, kita dapat mengontrol lamanya sebuah tirai terbuka.
Jika shutter lebih lama terbuka maka cahaya lebih banyak yang masuk, sedangkan jika shutter lebih cepat tertutup maka cahaya yang masuk lebih sedikit.
Aperture.
Sebelum cahaya mengenai film maka cahaya harus melewati sebuah lubang yang terbuka yang di sebut Aperture. Besaran lubang yang terbuka ini disebut dengan F-STOP. Besaran angka F-Stop ini disebut dengan F-Number,
Pada standar fotografi makin kecil F-Number berarti lubang yang terbuka lebih besar, jika lubang yang terbuka lebih besar maka akan lebih banyak cahaya yang akan masuk mengenai film atau sensor.
Aperture sering juga disebut dengan diagframa.
Shutter speed
Adalah berapa lamanya tirai shutter terbuka, shutter speed 1 detik akan menghasilkan gambar yang lebih terang dari pada shutter speed 1/1000 detik.
Setengah detik shutter speed lebih gelap 1 Stop dari shutter speed satu detik.
shutter speed 1/30s lebih terang 2 stop dari shutter speed 1/125 begitu seterusnya.
shutter speed 1/250 akan lebih gelap 3 stop dibandingkan dengan shutter speed 1/30
Aperture Number(F-Stop)
Adalah angka yang menunjukkan seberapa besar lubang aperture terbuka.
Angka semakin kecil pada f-number berarti makin besar sebuah shutter speed terbuka, sebaliknya jika f-number semakin besar justru lubang yang terbuka semakin kecil.
F2.8 akan menghasilkan gambar lebih terang daripada F4
F2.8 lebih terang 1 stop dari F4
F5.6 akan lebih gelap 2 stop dari f2.8
F5.6 akan lebih terang 3 stop dari f16
berikut ini fnumber dengan perbedaan 1 stop
f1 f1.4 f2 f2.8 f4 f5.6 f8 f11 f16 f22 f32 f45 f64
Menyeimbangkan shutter speed dan Aperture
Untuk menghasilkan gambar yang baik kita perlu menyimbangkan shutter speed dengan bukaan aperture, untuk itu kita perlu mengetahui sifat atau efek perbedaan angka dari shutter speed dan efek akibat besar kecilnya bukaan diagframa.
Shutter speed yang lambat kita akanbisa mendapatkan motion atau efek gerakan jika memotret obyek yang bergerak, juga ada kemungkinan foto menjadi buram karena terjadinya guncangan akibat tangan kita yang tidak stabil. Shutter speed yang cepat dapat menciptakan obyek yang membeku tidak bergerang(freezing).
Bukaan F-Stop yang besar akan mengakibatkan Deep Of Field(ruang tajam) yang tipis. Sedangkan F-Stop yang kecil akan menghasilkan DOF yang luas.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar dibawah ini.
Untuk gambar pertama foto tajam dikeseluruhan, tapi menjadi blur karena goncangan tangan yang susah menyangga kamera tetap stabil pada shutter speed 1/4 detik. Begitu pula untuk gambar 2 yang agak blur tapi tidak separah gambar 1, sedangkan gambar 3 karena shutter speed 1/250 detik dia tidak blur karena goncangan tetapi blur karena f-stop 2.8 memiliki Deep Of Field(DOF) yang tipis.
Posted by Hady Pranoto at 9:09 PM 1 comments
Labels: Konsep Dasar
Film Speed - Kepekaan Film/Sensor Digital
Kecepatan Film(ISO/ASA)
Kecepatan sebuah film berarti juga kepekaan film dalam menangkap cahaya, tingkatan kepekaan ini memiliki sebuah standard yang disebut ASA atau ISO. Baik ASA maupun ISO melukiskan bagaimana film bereaksi terhadap cahaya. Konsep ini diterapkan juga pada digital kamera.
Standar kecepatan film juga menggunakan stop, seperti halnya shutter speed dan aperture, untuk contohnya jika anda menukar film yang ada dikamera anda ISO 50 dengan ISO 200 berarti anda menukar film dengan film yang lebih cepat 2 stop( dari ISO50 ke ISO200 naik 2 stop)
Berikut ini daftar iso yang berbeda 1 stop tiap angka berdekatan
ISO25 – ISO50 – ISO100 – ISO200 – ISO400 – ISO800 – ISO1600 – ISO3200
Film cepat bereaksi sangat cepat terhadap cahaya, sangat berguna pada kondisi cahaya lemah, atau kurang cahaya.
Tingkatan kecepatan
sensitivitas
kontras
grain
50 ISO/ASA
rendah
rendah
Rendah
100 ISO/ASA
sedang
sedang
Sedang
200 ISO/ASA
Sedang
sedang
sedang
400 ISO/ASA
Tinggi
tinggi
Tinggi
800 ISO/ASA
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Angka lebih kecil = film lebih lambat = membutuhkan cahaya lebih banyak = lebih lama exposure nya
angka lebih besar = film cepat = membutuhkan lebih sedikit cahaya = exposure lebih cepat
Jika sebuah scene dipotret dengan kondisi normal dengan shutter speed 125 f8 dan ISO 400 menghasilkan hasil seperti ini
kemudian jika kita menganti film dengan iso lebih rendah maka hasilnya akan seperti ini(shutter speed dan aperture sama)
Kemudian jika menganti dengan film dengan iso lebih tinggi dari maka hasilnya akan seperti ini(shutter speed dan aperture sama)
terlihatlah bahwa ISO/ASA merupakan standar kepekaan film terhadap cahaya.
Jika anda membeli digital kamera anda juga dapat mengatur sensitivitas sensor dengan sama seperti pada film, istilah nois digunakan untuk mengantikan istilah grain pada kamera film.
Posted by Hady Pranoto at 7:50 PM 3 comments
Labels: Konsep Dasar
Tuesday, March 20, 2007
Exposure
Didalam sebuah kamera selalu gelap, ketika sebuah foto diambil maka cahaya dari luar akan masuk dan menerangi film atau sensor, saat itulah direkam kedalam film atau sensor.
Konsep ini berlaku sama untuk fotografi film maupun digital.
"Exposure berarti mengukur dan menyeimbangkan cahaya"
Terlalu banyak cahaya yang masuk menyebabkan foto akan terlalu terang, begitu pula jika kekurangan cahaya maka foto terlalu gelap, sebuah foto yang baik tergantung setting yang memberikan "right exposure" kepada film atau sensor.
Seorang fotografer dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan mengatur shutter speed, aperture dan film speed(ISO/ASA)
Mengukur cahaya dan Menyeimbangkan cahaya.
Mengukur cahaya berarti memberikan ukuran cahaya yang tepat kepada film atau sensor, sehingga sebuah foto menghasilkan gambar seperti aslinya, sedangkan menyeimbangkan cahaya lebih kepada mengatur keseimbangan cahaya yang ditangkap agar menghasilkan gambar yang baik, bisa saja sebuah foto tidak seperti aslinya tetapi memiliki keindahan.
Stop: sebuah unit ukuran exposure
Stop adalah sebuah unit ukuran relatif untuk cahaya, mengambarkan tingkat terangnya sebuah cahaya.
Sebagai contoh kita mulai dengan dengan sebuah lampu sebagai referensi, jika kita menambahkan satu buah lampu lagi maka kita berarti menambahkan 1 stop untuk intensitas dari cahayanya, untuk menambahkan intensitas cahayanya 1 stop lagi berarti kita harus mengali dua kan jumlah lampunya menjadi empat, begitu pula seterusnya jika kita ingin menambahkan intensitas cahayanya 1 stop lagi maka kita harus mengali duakan lagi jumlah lampunya menjadi delapan buah lampu, lihatlah contoh dibawah ini :
mengandakan jumlah lampu berarti menambahkan satu stop (+1 Stop) , dan
mengurangi setengah jumlah lampu berarti mengurangi satu stop (-1 Stop)
Stop dapat saling mengantikan
Dalam kamera kita Aperture(f), Speed(S), dan film setting(film speed/ISO) semuanya dibagi menjadi stop, walaupun sistem angkanya berbeda.
Sebagai contoh jika kita menganggap setting
S : 1/125
A: 5.6
ISO : 100
Adalah setting normal, maka kita dapat menggunakan setting lain untuk mendapatkan foto dengan terang yang sama, misalnya:
S:1/30 (naik 2 stop dari S:1/125)
f:11 (turun 2 stop dari f5.6)
ISO:100
atau
S:1/125
f:11 (turun 2 stop dari f5.6)
ISO:400(naik 2 stop dari ISO 100)
atau
S:1/8 (naik 4 stop dari s:1/125)
f:16 ( turun 3 stop dari f5.6)
ISO:50 (turun 1 stop dari ISO 100)
lihatlah jumlah stop turun dan stop naiknya saling melengkapi) artinya exposure value nya tetap sama
tetapi tentu saja, ada pengaruh di image yang dihasilkan akibat perbedaan aperture, speed, dan film speed(ISO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar